Jumat, 12 Agustus 2011

bumi dan gejala alam


BUMI DAN GEJALA ALAM


by:Nurlaili Iftita

Perkembangan Muka Bumi
1)      Continental Drift (Alfred Lothar Wegener, 1912)
Semua benua berasal dari satu massa daratan yang besar atau induk disebut Pangea. Lalu melalui proses yang panjang selama 200 juta tahun dan terbentuklah Gondwana yang merupakan pecahan dari Pangea tadi. Sekitar 100 juta tahun lalu Gondwana pecah lagi secara perlahan hingga membentuk benua sekarang ini.
2)      Kontraksi (James Dana & Elie de Baumant)
Bumi awalnya mengalami penyusutan & pengerutan karena pendinginan, sehingga terbentuklah lembah dan pegunungan.
3)      Laurasia-Gondwana (Suezz)
Bumi terbentuk dari 2 benua yang berbeda di belahan bumi utara (Laurassia) dan belahan bumi selatan (Gondwana) yang kemudian dua benua tadi pecah dan perlahan bergerak ke arah ekuator & akhirnya pecah menjadi benua sampai sekarang.
4)      Lempeng Tektonik (F.Vine & D. Matthews, 1963)
Vine & Matthews menemukan garis-garis magnetik bumi menunjukkan batuan di dasar laut lebih muda daripada di darat. Hal ini menunjukkan bahwa bumi terdiri dari lempengan-lempengan yang sebagian berupa benua dan sebagian lain berupa lautan.
Lempengan tadi selalu bergerak dan bergeser dengan arah dan kecepatan yang berbeda. Masing-masing lempeng ada yang menjauh dan ada yang mendekat.

Karakteristik Lapisan-Lapisan Bumi

Lapisan bumi terdiri dari :
              i.      Lapisan Inti Bumi (Barisfer / core )
Ø  Kandungan material nikel dan besi (NiFe)
Ø  Inner core (cair) dan outer core (padat)
Ø  Kedalaman + 3.470 km
Ø  Jarak dengan permukaan + 2900 km
Ø  Berat Jenis + 10
            ii.      Lapisan Pengantara / selubung / mantel (astenosfer, mesosfer dan litosfer)
Ø  Susunan zat meteorit dan bersifat plastis
Ø  Ketebalan + 1700 km
Ø  Berat Jenis + 5
Ø  2 lapisan disconformity (hampa) yaitu lapisan Mohorovic dan Gutenberg
          iii.      Kerak Bumi (Crush)
Ø  Tebal + 1200 km
Ø  Berat jenisnya rata-rata 2,8
Ø  Terdiri dari dua bagian ; lapisan sial (benua) dan lapisan sima (samudera)




Teori Lempeng Tektonik Dan Kaitan Dengan Persebaran Gunung Api Dan Gempa

1.     Gerakan Lempeng
samudra-benuaGerakan lempeng menjauh dan mendekat akan terbentuknya gunung berapi. Gerakan lempeng dibedakan menjadi 3 yaitu ;
·         Gerak lempeng saling menjauh (Divergen)
·         Gerak lempeng saling mendekat (Konvergen)
·         Gerak lempeng saling berpapasan (transform)
Zona tunjaman dinamakan subduksi

2.     Persebaran Daerah Rawan Gempa
Gempa bumi merupakan peristiwa bergetarnya lapisan bumi sebagai akibat adanya gerakan lempeng yaitu kemungkinan saling bertumbukan atau saling menekan. Di Indonesia daerah rawan gempa tersebar di daerah sepanjang tumbukan lempeng tektonik yaitu di daerah sepanjang pantai barat Sumatra, pantai selatan Jawa & Nusa Tenggara serta sekitar Maluku & Sulawesi.

3.     Persebaran Gunung api
Ring of fire adalah jalur pegunungan api dunia yang terdiri dari sirkum pasifik dan mediterania.


TEORI GEOSENTRIS

"Matahari, berhentilah diatas Gibeon dan engkau, bulan diatas lembah Ayalon!".
Maka berhentilah matahari dan bulanpun tidak bergerak, … (Yoshua 10:12b-13a ).


ZAMAN YUNANI KUNO.

Pada zaman Yunani kuno ada dua teori mengenai peredaran planet-planet ialah
teori Geosentris yang dikemukakan oleh Aristoteles (384-322 sebelum Kristus) dan
teori Heliosentris yang dikemukakan Aristarchus. Pada zaman Yunani kuno kedua
teori ini saling bersaingan.

Bagi rakyat "biasa" dianggap bahwa teori Geosentris lebih realistis. Geo=bumi
sentris=pusat. Mungkin pandangan ini sudah berlaku dari zaman Adam dan Hawa,
manusia pertama yang hidup dibumi. Sampai sekarangpun kita masih menggunakan
teori Geosentris dalam percakapan sehari-hari. Bukankah kita mengatakan: "Bangun
anak-anak, matahari sudah tinggi". Atau:"Pemandangan dipantai itu sangat indah
waktu matahari tenggelam". Kinipun pada umumnya kita menganggap bumi yang diam
dan matahari yang berputar mengelilingi bumi.


ABAD PERTENGAHAN.

Pada abad pertengahan (abad 12 s/d 15) orang-orang di-Eropa Barat sangat
mendukung Aristoteles. Apa saja yang dikatakan Aristoteles dianggap mutlak
benar. Dan Aristoteles mengatakan bahwa bumi adalah pusat alam semesta.

Berdasarkan pendapat Aristoteles diatas dan berdasarkan ayat Yoshua 10:12a-13b
diatas, serta pandangan rakyat "biasa" pada umumnya gereja mengambil alih
pandangan ini. Teori Geosentris dianggap mutlak benar.


COPERNICUS.

Pada tanggal 19 Pebruari 1473 Copernicus lahir di-Torun, Polandia. Copernicus
hidup pada peralihan zaman abad pertengahan dan zaman pencerahan (renaissance).
Copernicus kemudian jadi biarawan, tetapi ia juga sangat tertarik pada
astronomi. Dengan alat-alat yang sangat sederhana yang ada waktu itu, Copernicus
mempelajari gerakan-gerakan matahari, planet-planet dan bintang-bintang. Tentu
saja ia juga mempelajari astronomi zaman Yunani kuno. Ia menarik kesimpulan
bahwa kalau matahari yang dianggap diam dan bumi serta planet-planet yang
dianggap mengelilingi matahari, lebih mudah prediksi gerakan-gerakan benda-benda
dilangit. Ia menggali ulang teori Aristarchus dan menulis sebuah buku.
Copernicus tahu betul betapa bahayanya mengeluarkan suatu pendapat yang
bertentangan dengan pendapat gereja apalagi pendapat Paus waktu itu. Selama 30
tahun ia simpan bukunya ditempat yang terkunci, menambah pengamatan baru
disana-sini. Tetapi akhirnya ia putuskan untuk menerbitkannya juga. Pada
tanggal 24 Mei 1543, pada saat contoh bukunya diperlihatkan kepadanya,
Copernicus menghembuskan nafasnya yang terakhir.

Gereja Katolik Roma tidak memberikan reaksi sampai 70 tahun kemudian. Tetapi
gereja Protestan mulai dengan Martin Luther memberikan reaksi yang sangat keras.


GALILEO GALILEI.

Galileo Galilei dilahirkan pada tahun 1564 dikota Pisa di-Italia. Galileo
menjadi pendukung teori Copernicus. Pada tahun 1616 Galileo diperingatkan agar
jangan mendukung teori Heliosentris dari Copernicus. Pada tahun 1632 Galileo
menerbitkan bukunya yang diberi judul: "Dialogue concerning the two chief
systems of the world". Pada musim dingin tahun 1633 ia dipanggil ke-Roma untuk
menghadapi komite inkwisisi dari gereja Katolik Roma. Setelah ditahan dan
dibentak-bentak selama berbulan-bulan pada tanggal 22 Juni 1933 ia diajukan
kepengadilan. Waktu itu umurnya sudah 70 tahun dan sakit-sakitan. Dalam keadaan
tua, sakit dan letih ia bersedia menarik kembali dukungannya kepada teori
Copernicus sambil berlutut. Ia tidak jadi dihukum mati tetapi dikenakan tahanan
rumah. Pada tahun 1642 Galileo meninggal dunia dalam status tahanan rumah. Pada
tahun yang sama lahir Isaac Newton.

Pengamatan-pengamatan astronomis kemudian makin lama makin banyak yang mendukung
teori Heliosentris. Para rohaniwan baik Katolik Roma maupun Protestan menjadisalah tingkah. Rohaniwan generasi abad ke-18 menyalah-nyalahkan para Rohaniwan abad ke-16 dan 17. Mereka kemudian kompromi dengan teori Heliosentris
Aristarchus/Copernicus/Galileo.


ASTRONOMI ABAD KE-20.

Apakah teori Heliosentris mutlak benar? Perlukah para rohaniwan mengutuk atau
kompromi dengan teori Heliosentris? Mari kita pelajari hal ini lebih dalam dan
lebih terperinci.

Astronomi terus berkembang. Pengamatan-pengamatan terhadap benda- benda dilangit
makin lama makin bertambah. Teori Heliosentris dari Copernicus pada abad ke-16
pun telah direvisi orang beberapa kali. Copernicus berpendapat bahwa matahari
adalah pusat alam semesta. Bumi berputar pada sumbu bumi dan berputar
mengelilingi matahari. Planet-planet juga berputar mengelilingi matahari.
Bintang-bintang lebih jauh sedikit dari planet-planet terhadap matahari dan
tetap ditempatnya. Tetapi pengamatan lebih jauh menunjukkan bahwa memang untuk
meramalkan gerakan planet-planet lebih mudah menggunakan teori Heliosentris
daripada menggunakan teori Geosentris. Tetapi untuk menggambarkan gerakan bulan
terhadap bumi, lebih mudah membayang kan bumi diam dan bulan yang berputar
mengelilingi bumi. Belakangan diduga bahwa matahari hanya satu bintang dari
miliaran bintang yang ada dalam suatu gugusan bintang yang juga disebut galaxy.
Matahari samasekali bukan pusat dari bintang-bintang ini.
Belakangan lagi diduga bahwa galaxy bukan hanya satu tetapi ada miliaran
galaxy-galaxy. Galaxy dimana matahari menjadi salah anggotanya disebut juga
galaxy Bima Sakti (Milky Way, Melk Weg). Belakangan lagi para astronomer menduga
bahwa galaxy-galaxy yang diamati hanyalah satu gugusan galaxy-galaxy (cluster of
galaxies). Ada banyak clusters of galaxies lain. Makin canggih teleskop yang
dibuat orang, makin banyak didapati clus ters of galaxies ini. Alam semesta ini
ternyata jauh lebih besar daripada yang pernah dibayangkan Copernicus atau
Galileo. Dan kita belum sampai pada akhir pengamatan. Setiap saat diamati
hal-hal baru dalam dunia astronomi. Makin banyak kita tahu mengenai alam semesta
ini, makin sadar kita akan yang kita belum tahu. Teori-teori baru dikemukakan
dan teori-teori lama bertumbangan.

Sesungguhnya kalau teori Geosentris dianggap salah, maka teori Heliosentris juga
sama salahnya. Tidak ada alasan apapun untuk menganggap bahwa bumi atau matahari
adalah pusat alam semesta. Untuk menggambarkan gerakan bulan atau satelit buatan
terhadap bumi, paling logis ialah menganggap bahwa bumi diam dan bulan yang
mengelilingi bumi. Untuk menggambarkan gerakan planet-planet, paling logis
menganggap bahwa matahari diam dan planet-planet berputar mengelilingi matahari.
Tetapi untuk menggambarkan gerakan bintang- bintang dalam glaxy Bima Sakti
sangat tidak logis untuk mengambil matahari sebagai pusat Bima Sakti. Lebih
logis menganggap bahwa ditengah-tengah Bima Sakti ada sumbu imaginair. Semua
bintang-bintang dalam gugusan Bima Sakti berputar mengelilingi sumbu imaginair
ini. Tetapi untuk menggamparkan gerakan galaxy-galaxy dalam cluster of galaxies,
tidak logis mengambil sumbu imaginair ini. Mungkin haru diambil sumbu imaginair
lain yang lebih besar.

Jadi sesungguhnya Copernicus tidak lebih benar dari Yoshua. Untuk menggambarkan
gerakan matahari dan bulan terhadap orang-orang yang sedang bertempur waktu itu,
Yoshua sangat logis menganggap bahwa matahari dan bulan yang bergerak dan bumi
yang diam.

Jadi sesungguhnya baik Luther/komite inkwisisi maupun Copernicus/ Galileo sama
benarnya atau sama salahnya. Pertengkaran antara Heliosentris dan Geosentris
hanyalah ribut-ribut mengenai tidak apa-apa (much ado about nothing). Para
rohaniwan tidak perlu merasa rendah diri (minder) karena peristiwa itu. Para
rohaniwan juga tidak perlu kompromi dengan teori Heliosentris. Teori
Heliosentris sama benarnya atau sama salahnya dengan teori Geosentris. Kebenaran
atau kesalahan mereka hanya relatip. Astronomipun masih berkembang terus. Apa
yang dianggap "benar" suatu saat, dapat dianggap "salah" pada saat yang lain,
dan sebaliknya. Mungkin suatu saat orang kembali akan menganggap teori
Geosentris lebih memuaskan daripada teori-teori lain. Suatu indikasi kearah itu
ialah : "Apakah pikiran manusia ada dalam alam semesta atau alam semesta ada
dalam pikiran manusia? Filsuf Berkeley mengatakan alam semesta hanya ada dalam
pikiran. Kalau ini benar, maka dimana ada manusia, disitulah pusat
alam semesta. Tetapi mengenai ini mungkin kita akan bahas lebih dalam lain
kal
i.

Pergerakan Benua Menurut Perspektif Sains.
            Dahulukala orang-orang beranggapan bumi adalah sesuatu yang rigid atau kaku sementara benua-benua berada pada kedudukannya yang tetap tidak berpindah-pindah. Belakangan setelah orang-orang dapat melakukan pemetaan pantai ternyata terdapat kesesuaian morfologi dari pantai-pantai yang dipisahkan oleh Samudera. Hal ini menjadi titik tolak dari konsep-konsep yang menerangkan bahwa benua-benua tidak tetap akan tetapi selalu bergerak. Kecepatan pergerakan benua bervariasi antara 1 – 10 cm/tahun, tergantung lokasinya.
Berdasarkan kecepatan pergerakan ini maka diperkirakan pada sekitar 200 – 250 juta tahun lalu semua benua menyatu dan disebut pangea.
            Tahun 1857 dua orang ahli kebumian Owen dan Snider mengemukakan bahwa terpisahnya benua disebabkan oleh adanya bencana luar biasa (katastrofik) dalam sejarah bumi. Tahun 1912 Alfred Wegener memperkenalkan konsep apungan benua atau continental drift yang mengemukakan bahwa benua-benua bergerak secara lambat melalui dasar samudera. Akan tetapi teori ini tidak bisa menerangkan adanya dua sabuk gunung api di bumi.
Konsep paling mutakhir yang dianut oleh para ilmuwan sekarang yaitu Teori Tektonik Lempeng. Teori ini lahir pada pertengahan tahun enampuluhan. Teori ini terutama didukung oleh adanya Pemekaran Tengah Samudera (Sea Floor Spreading) dan bermula di Pematang Tengah Samudera (Mid Oceanic Ridge : MOR) yang diajukan oleh Hess (1962). Teori Tektonik Lempeng adalah penyempurnaan dari teori yang diajukan oleh Alfred Wegener tahun 1912. Teori tektonik lempeng ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunung berapi, juga tentang bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan samudra
Kerakbumi menutupi seluruh permukaan bumi, namun akibat adanya aliran panas yang mengalir di dalam astenofer menyebabkan kerakbumi ini pecah menjadi beberapa bagian yang lebih kecil yang disebut lempeng kerakbumi. Dengan demikian lempeng dapat terdiri dari kerak benua, kerak samudera atau keduanya. Arus konvensi tersebut merupakan sumber kekuatan utama yang menyebabkan terjadinya pergerakan lempeng. Gerakan ini terjadi secara terus-menerus sejak bumi ini tercipta hingga sekarang.

Lempeng dan pergerakannya
Menurut teori ini kerakbumi (lithosfer) dapat diterangkan ibarat suatu rakit yang sangat kuat dan relatif dingin yang mengapung di atas mantel astenosfer yang liat dan sangat panas, atau bisa juga disamakan dengan pulau es yang mengapung di atas air laut.
Ada dua jenis kerak bumi yakni kerak samudera yang tersusun oleh batuan bersifat basa dan sangat basa, yang dijumpai di samudera sangat dalam, dan kerak benua tersusun oleh batuan asam dan lebih tebal dari kerak samudera.
Kedalaman akar (root) lempeng benua dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang diturunkan dari hukum Pascal & hukum Archimedes sbb:
Kedalaman Lempeng Benua = (ρ1 X h)/( ρ2 - ρ1)
ρ1 = Densitas Lempeng Benua =2.8 gram/cc
ρ2 = Densitas Lempeng Samudra = 3.3 gram/cc
h = Ketinggian puncak benua dari permukaan laut (meter atau km).
Contoh; misal ketinggian suatu benua adalah 2 km di atas permukaan laut, maka benua itu ”tertanam” atau ”terpasak” ke dalam lempeng samudra sedalam : (2.8 gram/cc X 2 km)/(3.3 – 2.8) gram/cc = 11.2 km
Jenis Pergerakan Lempeng
Pergerakan lempeng kerakbumi ada 3 macam yaitu pergerakan yang saling mendekati (convergen), saling menjauh (divergen) dan saling berpapasan/bergeseran (transform).
Pergerakan lempeng saling mendekati akan menyebabkan tumbukan dimana salah satu dari lempeng akan menunjam ke bawah yang lain. Daerah penunjaman membentuk suatu palung yang dalam, yang biasanya merupakan jalur gempa bumi yang kuat. Dibelakang jalur penunjaman akan terbentuk rangkaian kegiatan magmatik dan gunungapi serta berbagai cekungan pengendapan. Salah satu contohnya terjadi di Indonesia, pertemuan antara lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia menghasilkan jalur penunjaman di selatan Pulau Jawa dan jalur gunungapi Sumatera, Jawa dan Nusatenggara dan berbagai cekungan seperti Cekungan Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan dan Cekungan Jawa Utara.
Pergerakan lempeng saling menjauh akan menyebabkan penipisan dan peregangan kerakbumi dan akhirnya terjadi pengeluaran material baru dari mantel membentuk jalur magmatik atau gunungapi. Contoh pembentukan gunungapi di Pematang Tengah Samudera di Lautan Pasific dan Benua Afrika. Pergerakan saling berpapasan dicirikan oleh adanya sesar mendatar yang besar seperti misalnya sesar (patahan) Semangko di Sumatera atau sesar Besar San Andreas di Amerika.

Pergerakan Benua Menurut Perspektif Quran.
[QS Ar-Rald (13):4] Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.
Ayat ini dengan sangat jelas menginformasikan apa yang sekarang dikenal dengan "plate tectonic", adanya lempengan-lempemgan samudra dan lempengan-lempemgan benua yang berdampingan. Kebun-kebun dan pohon-pohon mempunyai arti adanya daerah-daerah atau tempat-tempat yang subur, dan ini terbukti di perbatasan pertemuan lempeng samudra dan lempeng benua terbentuk barisan pegunungan berapi yang karenanya tempat-tempat itu menjadi subur.

[QS An-Naml (27):88] Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
[QS Ath-Thuur (52):10] dan gunung benar-benar berjalan.
Sains membuktikan bahwa baik benua maupun gunung-gunung (berapi) memang bergerak, sejak semua benua masih menyatu (pangea) pada sekitar 250 juta tahun lalu hingga kini.

[QS An-Nahl (16):15] Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk.
[QS An-Nabaa’ (78):7] dan gunung-gunung sebagai pasak ?,
[QS An-Naazi’at (79):32] Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh,
[QS Al-Anbiya 21:31] Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.

B U M I  T A K  P E R N A H  D I A M

Perhatikan sabda Allah berikut :

"Dan Engkau lihat gunung-gunung itu, engkau sangka gunung-gunung itu diam
ditempatnya, padahal gunung-gunung itu berjalan seperti jalannya awan."( QS.
An Naml ayat : 88 ).

"Dan gunung benar-benar berjalan" ( QS. Ath Thuur ayat : 10 ).

 Teori Alfred Wagener mengatakan bahwa kerak bumi ini selalu bergerak
dan bergerak. Seperti rakit layaknya. Salah satu argumen terkuat Wagener
adalah bahwa kedua bentuk garis pantai sebelah menyebelah Samudera Atlantik
Selatan (Amerika dan Afrika Selatan)dapat dicocokkan. Keadaan geologi daerah
yang terletak sebelah menyebelah samudra Atlantik dapat diikuti dan
dikorelasikan dari pantai yang satu ke pantai di seberang samudra.
Kenyataan ini membuat Wagener memperkirakan bahwa pada masa yang silam
sekitar 200 juta tahun yang lalu di Bumi ini hanya terdapat satu daratan
yang luas yang menjadi asal semua daratan yang terdapat di Bumi pada saat
ini. Daratan itu disebut Pangaea. Pada masa itu daratan Afrika dan Amerika
Selatan masih gandeng menjadi satu. Sedangkan Amerika Utara menjadi satu
dengan daratan Eropa/ Asia yang terletak di sebelah utara Bumi, dan di
sebelah Selatannya adalah daratan Afrika dan Antartika. Benua Australia
masih melekat menjadi satu dengan Antartika. Yang istimewa pula, ialah
daratan yang kemudian dikenal sebagai India, letaknya masih jauh dari Asia
tetapi dekat dengan Antartika.

Duapuluh juta tahun kemudian terjadi suatu peristiwa dan perubahan
dahsyat yang menyebabkan daratan retak membentuk bagian-bagian lepas yang
bergerak sendiri saling menjauhi. Peta Bumi pun berubah. Daratan terpecah
menjadi dua bagian besar, yang di sebelah Selatan disebut Gondwana,
sedangkan yang di sebelah Utara disebut Laurasia. Daratan yang kini menjadi
Eropa/ Asia bergeser ke arah Utara. Amerika Selatan yang semula menjadi satu
dengan Afrika dan Amerika Utara satu dengan Eropa mulai lepas dan berjalan
ke arah Barat.

Perubahan yang jauh lebih besar lagi ialah yang terjadi pada 180 juta
tahun berikutnya, yakni perubahan yang membentuk wajah Bumi seperti sekarang
ini. Amerika Utara dan Selatan bertemu dan menjadi satu daratan yang lepas
dari Eropa dan Afrika. Bersamaan dengan itu lahir pulalah Laut Atlantik.
India yang berjalan terus ke Utara setelah menempuh jarak 9.000 kilometer,
akhirnya bertemu dan menjadi satu dengan daratan Asia. Peristiwa
penggabungannya melahirkan juga Pegunungan Himalaya yang dikenal sebagai
atap dunia. Begitu pula halnya dengan daratan Australia yang semakin
menjauhi Antartika dan sebaliknya semakin mendekati Asia. Dengan terjadinya
pergeseran itu, Lahirlah Samudra Indonesia dan Laut Tengah. Daratan Eropa
dan Asia tetap satu. Afrika yang terpecah sedikit bagian timurnya melahirkan
pulau Madagaskar. Sedangkan Antartika kelihatannya tidak bergerak dari
tempatnya.

Pendapat Wagener yang mengandaikan Bumi seolah bergerak di atas ban
berjalan disokong kemudian oleh teori-teori baru yang dikenal dengan
tektonik lempeng. Permukaan Bumi terdiri dari beberapa lempeng besar
berukuran benua, masing-masing terdiri dari bagian oseanis dan kontinental
yang bergerak relatif satu terhadap yang lain, tebal tiap lempeng kira-kira
80 kilometer. Kecepatan gerak relatif lempeng-lempeng ini berkisar antara 1
sampai 13 sentimeter per tahun. Lempeng ini dapat bergerak karena adanya
panas interior Bumi yang menyebabkan arus konvensi yang di permukaan
terlihat sebagai perpindahan horisontal.
Litosfera yang terdiri dari kulit luar yang lebih dingin, kuat, dan
tegar dengan ketebalan berkisar antara 80 sampai 100 kilometer menyelubungi
bagian dalam bumi yang bersifat lebih panas, lembek, dan cair liat.
Litosfera yang baru itu dibentuk di bawah punggungan tengah samudra, tempat
zat-zat panas dari mantel naik dari dalam menuju permukaan bumi. Bahan-bahan
ini menyebar dan mendingin, bergerak ke samping dan proses berikutnya adalah
penghancuran litosfera oseanis yang lebih tua, lebih dingin, dan padat di
zona-zona subduksi pada waktu bahan-bahan ini menukik dan tenggelam kembali
ke dalam mantel.

Litosfera oseanis yang merupakan hampir 70 alas muka bumi merupakan
bagian atas yang dingin dari arus konveksi. Litosfera ini mendingin,
mengerut menjadi tebal dan mengalami penurunan sambil bergerak ke samping
menuju ke zona-zona subduksi. Sedangkan benua atau kontinen merupakan
segregasi kimia yang dihasilkan oleh fraksinasi mantel, mengalami erosi
sampai pada batas muka laut dan membeku di atas litosfera. Dan sebagai
blok-blok massif kontinen-kontinen ini diangkut oleh "ban berjalan",
kemudian dipecah belah oleh gerak-gerak tarikan dan bergerak ke berbagai
jurusan.

Atas dasar itu kemudian diduga orang bahwa besar kemungkinan di
masa-masa datang benua Antartika tetap di tempatnya sekarang, tapi mungkin
berputar-putar seperti jarum jam. Laut Atlantik dan Lautan Indonesia akan
berkembang semakin luas. Daratan Australia akan bergerak semakin ke Utara.
Sedangkan Afrika akan kehilangan kepingannya untuk membentuk
Madagaskar-Madagaskar baru. Sebagian dari California akan terlepas dan
berjalan ke arah barat laut. Los Angeles akan tenggelam. Sedangkan kepulauan
Nusantara akan terjepit karena pergerakan Benua Australia ke arah Utara dan
bukan tidak mungkin akan menabrak Benua Asia.

Demikianlah Bumi bergerak dan bergerak terus, seperti yang disabdakan
Allah pada ayat-ayat Quran tersebut di atas. Ini menunjukkan salah satu
bukti bahwa Quran benar-benar wahyu Illahi, bukan buatan manusia, karena
rahasia tersebut baru terungkap oleh sains di abad ke-20 ini.

A.   Jalur Gempa Bumi di Indonesia

Wilayah Indonesia yang sebagian besar terjadi gempa bumi adalah wilayah di sepanjang batas pertemuan lempeng.
Pertemuan antar lempeng India – Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia dan lempeng India – Australia bertabrakan dengan lempeng pasifik. Sehingga, jalur gempa bumi di Indonesia dapat diprediksikan mengikuti sirkum mediterania dan sirkum pasifik.
Jalur gempa bumi di Indonesia yang posisinya mengikuti sirkum mediterania adalah sebagai berikut :
Pulau Sumatra sebelah barat
Pulau Jawa sebelah selatan
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Jalur gempa bumi di Indonesia yang posisinya mengikuti sirkum pasifik adalah sebagai berikut :
Maluki
Papua (Irian Jaya)
Sulawesi sebelah utara dan selatan
Daerah yang relatif aman dari gempa bumi di Indonesia adalah pulau Kalimantan, karena letaknya jauh dari lempeng yang bertumbukan sehingga hampir tidak terdapat hiposentrum gempa.


Jalur Gunung Api di Indonesia

Indonesia dilalui jalan pegunungan dunia yaitu sirkum pasifik dan sirkum mediterania hingga Indonesia paling banyak memiliki gunung api aktif. Sistem gunung api yang ada di Indonesia adalah :


Jalur Pegunungan (Sirkum) Mediterania

Sirkum Mediterania adanya memanjang mulai dari Indonesia terus ke arah barat ke Pegunungan Himalaya, Mediterania dan Atlantik.yang membedakan dengan Sirkum Pasifik adalah Sirkum Mediterania ini tidak  melulu akibat subduksi tapi adanya juga pertemuan/tabrakan antara lempeng benua dan lempeng benua.Contoh-nya Pegunungan Himalaya tadi.Daerah-daerah  ini adalah daerah rawan gempa bumi no 2 setelah Sirkum Pasifik.
Jalur pegunungan di Indonesia terbagi menjadi dua rangkaian, yaitu :
Jalur gunung api busur dalam (inner arc) yang bersifat vulkanik atau aktif yang membujur dari kepulauan Andaman, Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Alor, Wetar, Damar, sampai di laut Banda.
Jalur gunung api busur luar (outer arc) yang bersifat non vulkanik atau tidak aktif, yang berderet dari Simeuleue (sebelah barat Sumatera), Nias, Batu, Mentawai, Enggano, pengunungan yang tenggelam di selatan Pulau Jawa, Sawu, Rote, Timor, Leti, Sermata, Buru dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.


Jalur Pegunungan (Sirkum) Pasifik
Sirkum Pasifik adanya tentu di Samudra Pasifik tepat-nya di sekeliling samudra ini.mulai dari Indonesia, Filipina, Jepang terus ke arah utara Russia, menyebrang ke arah timur: Alaska, Pesisir barat Amerika Serikat, Amerika Tengah sampai ke pesisir barat Amerika Selatan.persis seperti gambar di samping ini.90% gempa bumi terjadi di sekitar Sirkum Pasifik dan 81% gempa bumi besar terjadi di daerah ini.keseluruhan daerah ini mempunyai hubungan dengan zona subduksi termasuk daerah Amerika tadi.
Jalur gunung api ini membujur melalui Sulawesi Utara (G. Lokon, G. Soputan, G. Klabat), kepulauan Sangir, Talaud, Tidore, Ternate, dan Lampobatang (Sulawesi Selatan).

KESIMPULAN :

Sesungguhnya bumi dan matahari sama-sama berputar.Bumi berputar pada porosnya,namun bumi juga berputar mengelilingi matahari.Mataharipun berputar namun hanya pada porosnya.Banyak teori yang berpendapat lain namun tekhnologi yang semakin canggih dapat merubah pendapat atau teori-teori yang berkembang atau sempat diperbincangkan pada waktu dulu.
Kerak bumi atau lempeng-lempeng di dalam perut bumi juga senantiasa bergeser.Sehingga terjadilah gempa jika lempeng-lempeng tersebut bertabrakan atau saling berpapasan satu dengan  yang lain.Gempa terbagi di seluruh dunia menurut lempeng-lempengnya(daerah gempanya).Lempeng-lempeng tersebut memiliki jalur tersendiri yang jika bertabrakan dapt menimbulakan gempa dengan skala yang berbeda.
Di dalam Al-Qur’an juga di jelaskan bahwa bumi kita beserta lempeng-lempeng di dalamnya juga bergerak dan saling bergeser atau bertubrukan,sehingga dapat menimbulkan gajala-gejala alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar